IQNA

Wawancara IQNA dengan Ustad Hauzah Ilmiah Karbala:

Pentingnya Metode Naqli dan Akhlak Praktis Imam Ridha (as) dalam Membuktikan Kebenaran Ahlulbait (as)

12:54 - September 17, 2023
Berita ID: 3478932
TEHERAN (IQNA) - Seyyed Mohammad Al-Mousavi, mengacu pada metode naqli Imam Ridha (as) yang bersandar pada Alquran dan Sunnah serta mengutip kitab suci lainnya dalam menjelaskan kenabian dan imamah, metode ini bersama dengan akhlak tinggi Imam (as) dalam berurusan dengan para pemuka dari agama lain, menjadi faktor penting dalam memublikasikan mazhab Ahlulbait dan membuktikan kebenarannya.

Hujjatul Islam wal Muslimin Seyyed Muhammad Al-Mousavi, pengajar hauzah Karbala, dalam wawancara dengan Iqna bertepatan dengan peringatan syahidnya Imam Ridha (as), mengkaji kehidupan imam ini dalam menghadapi pemuka agama dan mazhab lain, serta membela dan membuktikan keabsahan mazhab Ahlulbait (as).

Ia mengisyaratkan pada metode naqli Imam Ridha (as) yang bersandar pada Alquran dan Sunnah, serta merujuk pada kitab-kitab suci sebelum Alquran dalam menjelaskan kenabian dan imamah, metode ini bersama dengan akhlak tinggi Imam (as) dalam berurusan dengan para pemuka dari agama lain, menjadi faktor penting dalam memublikasikan mazhab Ahlulbait dan membuktikan kebenarannya.

Deskripsi percakapan ini adalah sebagai berikut:

Iqna - Bagaimana penilaian Anda terhadap kehidupan Imam Ridha (as) dalam menjelaskan mazhab Ahlulbait (as)?

Imam (as) pertama kali mencoba memaksa Ma'mun untuk mengakui hak kekhilafahan Ahlulbait (as). Hal-hal seperti khotbah, mata uang, dan puisi, yang dapat dianggap sebagai media pada masa itu, digunakan oleh Imam Ridha (as). Oleh karena itu, Imam Ridha (as) mendapatkan banyak kebebasan untuk berdebat dengan para ateis dan skeptis dan pada saat yang sama ia mampu memperkenalkan keutamaan Ahlulbait (as) dan kedudukan mereka kepada umat Islam lainnya.

Dengan tindakannya, Imam Ridha (as) mampu melindungi kehidupan umat Islam dan menggagalkan rencana yang mereka buat untuk menumpahkan darah umat Islam.

Iqna - Menurut Anda, bagaimana cara komunikasi Imam Ridha (as) dengan agama dan mazhab lain? 

Imam Ridha (as) menggunakan metode berbicara dengan merujuk pada Al-Quran dan Sunnah dalam berinteraksi dengan agama dan mazhab lain, namun dalam hal ini, dia juga tidak mengabaikan referensi kepada sumber-sumber dan kitab-kitab yang mereka terima. Dia berdiskusi dan berdialog dengan para ulama terkemuka dari agama dan mazhab tersebut, membuka debat secara terbuka dan bersahaja, dan berbicara dengan mereka sesuai dengan akal dan keyakinan mereka.

Makmun bermaksud menyusahkan Imam Ridha (as) dengan mengadakan pertemuan diskusi dan perdebatan dengan para sesepuh dan pemuka agama, namun Imam (as) menggagalkan rencana Makmun dengan diskusi yang cermat dan ilmiah. Beliau menggunakan Alquran dalam argumentasinya dan mengungkapkan ilmu-ilmu yang belum familiar bagi pendengarnya. Makmun memerintahkan Fadhl bin Sahl untuk mengumpulkan para tetua agama dan sekte lain untuk berdiskusi dengan Imam (as). Namun Imam Ridha (as) dalam diskusinya dengan mengacu pada Alquran dalam percakapannya dengan Jastliq, pemimpin agama Kristen dan Ras al-Jalut, pemimpin Yahudi, dengan mengacu pada kitab dan sumber yang mereka terima, membuktikan kenabian Nabi (saw) dan juga menyingkap batilnya keyakinan kaum Shabiun.

Iqna - Bagaimana akhlak dan perilaku Imam Ridha (as) dalam menghadapi lawan dan penentangnya?

Ibrahim bin al-Abbas al-Shouli, salah seorang sezaman Imam (as) mengatakan dalam biografi Imam (as): “Saya tidak pernah melihat bahwa Imam Ridha (as) memprovokasi siapa pun dalam pidatonya atau menyela pembicaraan seseorang sebelum selesai, dan jika seseorang meminta sesuatu kepadanya dan Imam (as) berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan sekuat tenaga.”

Iqna - Menurut Anda, apa peran Imam Ridha (as) dalam menjelaskan kedudukan Imamah sebagai rukun mazhab Ahlulbait (as)?

Peran Imam (as) yang paling penting dalam hal ini diantaranya adalah penafsiran beberapa ayat Alquran, yang menunjukkan keunggulan dan kedudukan Ahlulbait (as) dan, sebagai hasilnya, kualifikasi mereka untuk Imamah; Namun, pada masa Imam Ridha (as), penafsiran yang salah tersebar luas, Imam (as) menghilangkan kesalahpahaman yang ada terhadap ayat-ayat ini dan memperjelas makna yang sebenarnya bagi umat Islam. (HRY)

 

4168791

captcha