IQNA

Siapa yang Mengatakan Insya Allah?

8:46 - May 08, 2022
Berita ID: 3476788
TEHERAN (IQNA) - Penggunaan kalimat “Insya Allah” sudah marak di kalangan umat Islam. Orang-orang mukmin tidak melakukan apa pun dengan tanpa mengingat Tuhan, dan mereka percaya bahwa jika mereka tidak mengatakan "Insya Allah" sebelum melakukannya, pekerjaan mereka tidak akan dilakukan dengan benar.

Surah Al-Kahfi ayat 23 dan 24 dikenal sebagai ayat Masyiyyat, karena dalam ayat-ayat ini, Allah telah meminta Nabi Muhammad saw, ketika ia ingin berbicara tentang hal-hal yang akan terjadi di masa depan, untuk membuatnya tergantung pada perintah dan kehendak Allah dengan mengucapkan kalimat "Insya Allah". Dengan mengatakan, Insya Allah, kami menegaskan bahwa segala sesuatu dilakukan atas kehendak Allah swt.

Ayat-ayat ini dalam posisi menjelaskan bahwa tidak ada orang yang memiliki kemandirian dalam kepemilikan dan aktivitasnya, dan kepemilikan seseorang atas sesuatu atau dampaknya terhadap sesuatu hanya dengan izin dan kehendak Allah swt.

Mengungkapkan kalimat “Insya Allah” bukan berarti mengabaikan kehendak dan kemampuan individu, tetapi menjaga adab di hadapan Allah swt dan juga mempertimbangkan kondisi di luar ikhtiyar manusia dalam perealisasian suatu peristiwa.

Dalam ayat ini disebutkan, "Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".

Dalam tafsir Al-Mizan tentang ayat-ayat ini menyatakan: "Kedua ayat ini berusaha mengungkapkan fakta bahwa segala sesuatu di dunia ada di tangan Allah dan Dia mengubah apa pun yang Dia kehendaki di dalamnya dan tidak ada yang memiliki apa pun kecuali  Allah pemilik sesuatu".

Maksud dari ayat yang berbunyi, "Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi" bukan berarti bahwa kamu menisbatkan perbuatanmu kepada dirimu sendiri, akan tetapi dikatakan ketika kamu berniat untuk melakukan sesuatu di masa depan, dengan mengatakan kalimat "Insya Allah" engkau mensyaratkan pekerjaan sesuai dengan kehendak dan perintah Allah swt. Tentu saja, mengatakan Insya Allah bukanlah kondisi perintah dan tidak mengatakannya tidak dianggap berdosa. Tetapi penggunaannya tentu saja menunjukkan pandangan ilahi dari pembicaranya..

 

* Tafsir Al-Mizan fi Al-Quran, lebih dikenal dengan Tafsir Al-Mizan, adalah salah satu tafsir Alquran dalam bahasa Arab yang paling komprehensif dan rinci, ditulis dengan gaya Alquran dengan Alquran dalam bahasa Arab pada abad ke-14 H, oleh Sayyid Muhammad Hussein Tabatabai (1892- 1981), seorang teolog dan mufassir Syiah.

 

Kata kunci: Insya Allah, Allah, Islam, Alquran, Mukmin

Kunci-kunci: Insya Allah ، allah ، islam ، alquran ، Mukmin
captcha