IQNA

Isyarat Alquran untuk Musim Semi dengan Mengingat Hari Kebangkitan

12:45 - March 22, 2022
Berita ID: 3476619
TEHERAN (IQNA) - Dalam beberapa ayat, Alquran menyebut kehidupan bumi setelah kematian musim gugur dan musim dingin untuk mengingatkan manusia akan tujuan pendidikannya, yaitu memperhatikan hari kebangkitan dan kebangkitan manusia setelah kematian.

Musim semi dimulai pada bulan Maret, dan di banyak budaya dan agama, ritual musim semi yang sesuai dibentuk dan diperhatikan. Hari raya Paskah dan Nowruz adalah hal paling penting yang jika dilihat secara mendalam pada kedua agama ini, pembaruan alam dan kebangkitan manusia sangat menonjol. Kebangkitan alam juga tercermin dalam banyak ayat Alquran, yang dapat Anda baca dalam catatan berikut ini:

“Musim semi penuh dengan kriteria-kriteria Ilahi, moral, manusiawi dan tauhid, serta kelahiran kembali alam, dan tiupan jiwa ke dalam tubuh bumi dibarengi dengan keindahan. Musim semi begitu agung sehingga dianjurkan untuk pergi ke alam dan menghilangkan kecemasan dan kekurangan spiritual dengan melihat manifestasi ilahi di alam.

Dengan memperhatikan keindahan dan perubahan besar di alam, musim semi dapat diperhatikan dalam banyak ayat Alquran dan diikuti dengan tujuan-tujuan pendidikan darinya. Dalam riwayat, kata musim semi digunakan dalam setiap konsep yang memiliki peran pendidikan. Imam Ali (as) berkata tentang Alquran: "Alquran adalah musim semi hati dan perubahan yang diciptakan musim semi di alam." Alquran mampu menciptakan dalam jiwa dan keberadaan kita.

Dikatakan bahwa "Musim dingin adalah musim semi orang beriman", dikarenakan malam yang panjang, musim dingin adalah kesempatan yang baik untuk menghidupkan dan akrab dengan Alquran, serta hari-harinya yang pendek, merupakan kesempatan untuk berpuasa. Bulan Ramadan juga disebut sebagai musim semi Alquran, karena lebih dari bulan lainnya, Alquran menjadi perhatian orang-orang dan dibaca, dan Alquran diturunkan pada bulan Ramadan.

Alquran membimbing manusia dari kegelapan menuju cahaya, dan tujuan utamanya adalah menciptakan perubahan pada manusia; Artinya, ketika dia mengacu pada musim semi alam dan berkata: “Ketahuilah bahwa Allah yang menghidupkan bumi setelah matinya (kering). Sungguh, telah Kami jelaskan kepadamu tanda-tanda (kebesaran Kami) agar kamu mengerti” (QS. Al-Hadis: 17), Dia menganggap perubahan alam ini sebagai tanda untuk berfikir, bukan hanya pemahaman tentang keindahan musim semi semata. Demikian juga, dalam surah Fatir ayat 9, Allah berfirman: “Dan Allah-lah yang mengirimkan angin; lalu (angin itu) menggerakkan awan, maka Kami arahkan awan itu ke suatu negeri yang mati (tandus) lalu dengan hujan itu Kami hidupkan bumi setelah mati (kering)”. Mengirim angin dan menghidupkan kembali alam adalah alasan untuk mengingat Hari Kiamat.”

 

3960746

 

captcha