IQNA

Saat Kemiskinan Dikalahkan oleh Kecintaan Membaca Al-Quran/Karya yang Tak Dijual

16:47 - December 29, 2016
Berita ID: 3470909
INDIA (IQNA) - Kaligrafer India menganggap kecintaan terhadap al-Quran sebagai satu-satunya faktor kemajuan seninya; ia tidak bersedia menjual karya Quraninya meski dalam kondisi susah.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari calligraphycrafts, Irshaad Hussain Farooqi, pertama dan satu-satunya seniman Mosaik di atas kayu di India, yang telah berhasil membuat seni kaligrafi di atas papan kayu dan berhasil meraih hadiah-hadiah nasional dan internasional kaligrafi di negara tersebut.

"Kecintaan terhadap kalam wahyu Ilalhi menyebabkan dirinya tidak bersedia menjual karya-karya al-Qurannya meski dalam kondisi keuangan yang sangat sukar dan miskin,” ucapnya.

Farooqi menambahkan, Allah senantiasa sayang dengan saya, dan setiap kali saya berada dalam kesulitan, seolah-olah malaikat turun kepada saya, dan melarang saya untuk menjual karya al-Quran beharga tersebut.

Mengenal Kaligrafi

Farooqi lahir di kota Sikar di propinsi Rajasthan India dan menggemari seni ini sedari kecil dengan terpengaruh oleh karya seni salah satu kerabat dekatnya, Mastan Baba, kaligrafer India.

Pada masa remaja, tekanan pendidikan di universitas menyebabkan redupnya minat kaligrafi dan Farooqi setelah lulus dari universitas Rajasthan pada tahun 1983, ia menamatkan pendidikannya pada tahun 1984 dalam jurusan jurnalistik, kemudian mendaftar di universitas penerbangan Jaipur di propinsi Rajasthan. Namun setelah dua semester dan mendapat ijazah pilot khusus, dikarenakan miskin harapan menjadi pilotnya tidak terealisasikan.

Farooqi terpaksa pindah ke New Delhi untuk mengatasi problem keuangan dan sibuk bekerja di rumah penerbitan harian Donyae No dan Daily Awam dengan gaji minim.

Kendati bekerja siang malam dan tidak kenal lelah, bahkan tidak memiliki satu sen pun di sakunya, namun tawakkal kepada Allah tidak pernah kehilangan dalam dirinya.

Inisiatif Kaligrafi di atas Kayu untuk Pertama Kalinya di India

Farooqi bekerja keras menjadi jurnalis di New Delhi dan dengan himpitan kemiskinan ia telah kehilangan hasrat masa kecilnya. Suatu hari secara kebetulan pandangannya tertuju pada sebuah pameran kaligrafi dan dengan melihat karya indah para seniman, sekali lagi percikan hasrat lamanya kembali terkobar dan dengan bertolak bahwa ia melihat baik tentang perubahan dan inovasi, di benaknya ia mencari ganti kaligrafi di atas kertas, dan tidak lama kemudian ia merintis gaya modern kaligrafi di atas kayu untuk pertama kalinya di India.

Saat Kemiskinan Dikalahkan oleh Kecintaan Membaca Al-Quran/Karya yang Tak Dijual

Ia memutuskan, pertama-tama mempelajari dasar-dasar kaligrafi di atas kertas dan mendaftar di akademik Ghalib Dehlawi (Mirza Asadullah Beg Khan, yang masyhur dengan Mirza Ghalib atau Ghalib Dehlawi, salah seorang penyair dan penulis berbahasa Persia dan Urdu abad ke 13 di samudra India) untuk mempelajari kaligrafi dan dalam waktu dua tahun ia berhasil mempelajari kaligrafi Islam.

Asmaul Husna; Kaya Mosaik Pertama

Farooqi menghiasi karyanya dalam bentuk guci air minum dengan 99 nama Allah (Asmaul Husna).

Saat Kemiskinan Dikalahkan oleh Kecintaan Membaca Al-Quran/Karya yang Tak Dijual

Di semua kaligrafi Islam adalah sebuah seni dua dimensi, namun di atas papan harus berdasarkan tiga dimensi, dan Farooqi satu-satunya orang yang berhasil memulai seni ini dari bentuk simpel sampai bentuk yang paling pelik.

Menyabet Hadiah Nasional Kaligrafi

Setelah bertahun-tahun, akhirnya kesuksesan karya-karya Faroqi terlihat dan pada tahun 2009 ia berhasil meraih hadiah nasional dan hadiah Maulana Qazi Sajjad Hussain (tokoh yang banyak melakukan perjalanan ke pelbagai negara, termasuk Iran dan telah menerjemahkan banyak karya, khususnya Gulistan, Bustan Alawi, Akhlak Mohseni, Diwan Hafiz dan Masnawi).

Saat Kemiskinan Dikalahkan oleh Kecintaan Membaca Al-Quran/Karya yang Tak Dijual

Farooqi mengatakan, hadiah nasional meski sebagai bukti potensi dan kemampuan saya dalam kaligrafi, namun ini adalah karunia dan anugrah Allah yang telah memberikan kemampunan kepada tangan pendosa saya ini sehingga dapat membuat karya-karya semacam ini.

Dan untuk selanjutnya ia berhasil menyabet sederetan hadiah populer lainnya, seperti hadiah tahunan lembaga Maharana Mewar, hadiah lembaga Aseem Asha, dan hadiah Tagore.

Ia berkeyakinan kaligrafi di atas kayu adalah gaya modern, yang mana disitu dengan melihat esensi kayu, kalimat dengan tanpa menyalahi udang-undang kaligrafi dan ukiran dan semua ukiran-ukiran geometris berdasarkan pokok-pokok keseimbangan.

Karya-karya Al-Quran

Karya-karya mosaik al-Quran Farooqi disertai dengan batu-batu permata dan sepuhan adalah sebagai berikut:

- Mosaik dua dimensi dan tiga dimensi surah Al-Fatihah dengan gaya Sults, dimana dalam desain tersebut terkait kecintaan mendalam kepada tanah air.

- Kaligrafi Ayat Kursi dengan gaya Diwani.

- Kaligrafi surah At-Tin, al-Insyirah, al-Kautsar, al-Quraisy dan al-Ikhlas.

- Desain Asma Allah, Haq, Huwa, Hayy.

- Desain lebih dari seratus ayat al-Quran dan Asmaul Husna dengan pelbagai corak khat kaligrafi Islam.

Karya Irshaad Farooqi yang dipamerkan dalam pameran nasional dan internasional, seperti pameran Oman, Bangladesh, dan Bangkok.

Pada hari-hari ini ia sibuk mempelajari pelbagai gaya kaligrafi Islam, seperti Kufi, Tuluts dan Diwani.

Farooqi berencana mendirikan sebuah yayasan untuk mengajar dan sebuah pameran permanen untuk menghidupkan corak modern mosaik.

Ia merekomendasikan pemerintah India agar menyelenggarakan pemeran-pameran kaligrafi di pelbagai titik penting ibukota tersebut, sehingga pengetahuan masyarakat umum akan corak langka ini semakin bertambah.

Farooqi mengatakan tujuan akhir seni kaligrafi di atas kayu adalah publikasi pesan perdamaian, persamaan, persaudaraan dan persatuan dan berkeyakinan nilai-nilai ini, khususnya di era baru yang berbaur dengan kebencian, perang dan krisis, adalah hal yang penting yang tidak dapat dipungkiri.

http://iqna.ir/fa/news/3556416

captcha