IQNA melaporkan seperti dilansir falesteen.ps, Shahadah Mashahirah tidak melihat ayahnya sejak dia membuka matanya; Karena dia adalah seorang tawanan di penjara Israel.
Dia adalah penduduk desa al-Sawahera, sebelah timur Yerusalem yang diduduki, dan telah menenangkan dirinya hanya dengan mengunjunginya secara berkala di penjara dan pertemuan-pertemuan sesekali ini telah menjadi sumber harapannya dan telah membawa kemajuannya dalam hal-hal spiritual dan kesuksesan seperti menghafal seluruh Alquran.
“Walau jauh dari ayah, ia selalu menindaklanjuti kegiatan saya, terutama di bidang hafalan Alquran. Ayah dan ibu saya adalah motivasi utama saya untuk kesuksesan saya,” ucapnya.
Dia menekankan alasan menghafal Alquran dan mengatakan: “Mendapatkan keridhaan Allah dan fakta bahwa menghafal Alquran adalah hadiah untuk orang tua saya adalah alasan untuk ini. Ayah saya bertanggung jawab atas Pusat Tahfiz Alquran Noor di penjara dan berencana untuk menerbitkan sebuah buku tentang menghafal Alquran yang akan mempermudah dan mengokohkan proses menghafal ayat-ayat wahyu.”
Shahadah menganggap tak terlukiskan perasaannya dan orang tuanya atas hafalan seluruh Alquran dan mengatakan bahwa keinginannya adalah agar nama ayahku menjadi salah satu tawanan pertukaran dan agar dia dibebaskan dari penjara penjajah. (hry)